Semakin hari semakin
besar angka kejadian kasus kanker serviks di Indonesia. Kanker serviks
merupakan salah satu penyebab kematian
terbesar dari jenis kanker yang menyerang wanita. Faktor penyebab kanker leher rahim adalah infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus), yang merupakan penyakit menular
seksual yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Penyakit ini jarang
menimbulkan gejala yang dapat dikenali, karenanya banyak orang yang sedikit
mengetahui dirinya telah terinfeksi. Pap smear sering
dihubungkan dengan kejadian kanker serviks atau kanker leher rahim karena tes
ini merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mendeteksi adanya
pertumbuhan sel abnormal penyebab kanker
serviks.
Pemeriksaan pap smear
adalah metode screening terhadap penyakit kanker serviks yaitu dengan melakukan
pemeriksaan pada leher rahim (serviks) menggunakan alat (speculum) kemudian
diambil sampel untuk diteliti dibawah mikroskop. Pemeriksaan ini lebih
diutamakan pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual. Bahkan bagi wanita
yang pernah
melakukan hubungan seksual selama tiga tahun dari kontak seksual
pertama kali wajib melakukan pemeriksaan pap smear. Meskipun pap smear hanya
merupakan metode screening yang fungsinya untuk mencegah kanker serviks namun
dengan metode ini mampu mendeteksi lebih dari 90% kanker leher rahim tahap awal
yang masih mungkin untuk disembuhkan.
Pencegahan terhadap
kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan pemberian vaksinasi
HPV sebelum aktif seksual, pap smear, bagi yang sudah aktif sexual umur 21 hingga 29 tahun, lakukan
pemeriksaan Pap smear rutin setiap satu atau 2 tahun sekali.
Dari
umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien
memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
Bila umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negatif maka Pap smear sudah dapat dihentikan. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun
Bila umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negatif maka Pap smear sudah dapat dihentikan. Vaksin HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang berusia 15 hingga 25 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar